Kota kenangan dengan berjuta kekayaan alamnya, Manna Bengkulu Selatan gemuruh suara tabuh genderang demokrasi sudah mulai bertalu menandai perhelatan besar menuju tahta Bupati/wakil Bupati Bengkulu Selatan (PILKADAL) tahap demi tahap berproses. Hal ini terlihat wajah kota Kenangan yang dihiasi dengan berbagai Baliho, Stiker Putra-putra daerah yang siap mengabdikan diri pada daerah yang kita cintai ini dengan menyandang sebutan Pak Bupati/Wakil Bupati. Bila dicermati dari berbagai Baliho dan Stiker yang terpampang tak hanya sekedar gambar dengan senyum ramah penuh dedikasi, tapi juga cita-cita perjuangan-pun ikut menghiasi yang dituang dalam Visi dan Misi dari masing-masing Kandidat. Nah.. lantas mungkinkah janji hanya sekedar janji? Tunggu Action-nya bila terpilih nanti.
Sejauh ini terkadang banyak hal yang dilupakan, baik dari Parpol pengusung maupun Sang Kandadidat sendiri. Ego untuk menjadi terkadang membuat semua terhipnotis dengan hal-hal yang menciderai demokrasi itu. Terus siapa yang bertanggung jawab? Tentu semua yang terlibat. Jika kita menginginkan demokrasi berjalan dengan baik. Tentu masyarakatnya harus memahami hak dan kewajiban, wawasan Kebangsaan, dan hukum. Dengan demikian kehidupan yang demokratis akan mudah terwujud di Bengkulu Selatan. Tinggal lagi mau apa tidak? Orang Partai menjalankan amanah partainya. Karena, untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang demokratis, Parpol memiliki kewajiban..!! memberi pendidikan itu. Ironis memang, kadang-kadang hal inilah yang terlupakan dalam kancah demokrasi oleh para Stage Holder kita dan tidak hanya Bengkulu Selatan. Padahal kasian banget, masyarakat begitu besar mengharap akan terciptanya suasana demokrasi dan tersalurnya aspirasi. Kadang nich, Malah justru terbalik, masyarakat hanya menjadi bahan pemenangan kekuasaan semata dan kurang mendapatkan apa yang menjadi haknya (korban kekuasaan). Cuapuex dech Pak..
Jika saja semua lapisan masyarakat mampu memahami hak dan kewajibannya, bukan suatu hal yang sulit dalam menentukan siapa yang akan menjadi pimpinan. Idealnya seorang pemimpin adalah berpegang teguh terhadap amanah yang diembannya. Artinya, tau apa yang meski dilakukan melihat kondisi di semua sektoral dan isu kekinian di daerah yang dipimpinnya dengan sedikit mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongannya. Kampanye hanya sekedar penyampaian Visi-Misi dalam upaya meraih kemenangan dari kompetisi politik dalam meraih hati masyarakat, namun yang lebih penting adalah merealisasikan segala rencana dalam bentuk program nyata bukan sekedar wacana.
Yah, agar semua cita-cita lebih majunya pembangunan disegala bidang Bengkulu Selatan setelah PILKADAL 2008 ini terwujud, sudah barang tentu kewajiban kita menjaga agar proses PILKADAL ini bisa berjalan dengan baik dan siapapun yang terpilih tetap menjadi seorang pemimpin yang amanah terhadap kewajibannya. sehingga kerinduan masyarakat akan pemimpin yang anti KORUPSI, KOLUSI dan NEPOTISME terjawab. Smoga.
UntuMu Satu KeyakinanKu....