Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Serba-Serbi. Tampilkan semua postingan

Menjadi Orang yang Mengerti

Menjadi Orang yang Mengerti


Bukan sesuatu yang berlebihan, ketika kita berbicara tentang cinta. Banyak sudah cerita tentang berbagai fenomena yang terjadi ketika seorang insane menjalin sebuah hubungan diantara sesamanya, tapi yang jelas inti dari semua adalah mencari sebuah kebahagiaan.

Dalam tulisan ini penulis mau berbagi pengalaman bagaimana menjadi seseorang ayang bisa mengerti. Beberapa hal yang meski diketahui. Secara mendasar bahwa manusia merupakan sosok mkhluk yang menyimpan sejuta rahasia berikut keunikkannya. Baik sikap dan tabiat seseorang juga sangat dipengaruhi oleh berbagi kondisi, baik itu berasal diri sendiri maupun luar dirinya.

Dalam berhungan, mungkin yang paling mudah dalam hubungan muda-mudi (pacaran), tentu untuk dapat saling mengerti butuh sebuah modal dasar yaitu paham akan diri sendiri. Mengapa demikian, pada dasarnya manusia memiliki sifat yang sama semisal bisa dipastikan bahwa pada diri seseorang pasti ada rasa bahagia, sedih, lapar, cemburu dan seterusnya. Ini semua tergantung lagi bagaimana manusia tanggap akan perasaan itu. Dengan demikian tanpa harus ditanyakan ketika diri kita dipukul tentu akan terasa sakit dan kondisi ini juga berlaku untuk siapapun, demikian juga dalam hubungan sesame manusia.

Terkadang kita salah perspeksi terhadap apa yang kita lihat, tanpa ada telaah yang lebih lanjut, kemudian memvonis kondisi tersebut. Hal ini, tentunya butuh sebuah analisa yang tidak serta-merta menganggap diri kitalah yang paling benar. Artinya perlu kita pertanyakan pada diri kita terlebih dahulu sebelum kita bahwa hal itu salah menurut kita. Misal, apakah bener pacar kita selingkuh karena Dia kurang ajar? Belum tentu mungkin kamu yang kurang perhatian atau memang kamu yang kurang ajar versi dia.. begitu seterusnya.

Segala yang dilakukan orang terdekat kita, ketika tidak sesuai dengan hati kita jangan dulu menganggap semua adalah semata-mata kesalahan yang diperbuat, akan tetapi coba kita seolah-olah menjadi Si Dia, dengan demikian mudah kita dalam mengetahui diri seseorang itu, tentunya mudah pula apa yang meski kita lakukan.[]




Ku Kenang


Lampung
Pra KONGRES PMII XVI
tgl : 23 Februari 2008

Ku tulis Sahahabat

Sahabat, yaah.. demikian warga pergerakan menyapa...

Berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bukan dalam waktu yang ditentukan, akan tetapi PMII berdiri untuk waktu yang berkelanjutan. Kalau dilihat dari umur, PMII menjadi organisasi sudah sangat dewasa, namun kedewasaan yang kini dirasa baik pendiri, alumni dan bahkan kadernya sendiri belum benar-benar mencerminkan sebagai organisasi pengkaderan yang memiliki arah jelas terhadap perjuangan Bangsa. Hal ini dapat dilihat dari minimnya warga PMII yang mampu berbicara pada panggung-panggung politik kebijakan pemerintah. Ini merupakan imbas dari pendistribusian kader yang tidak jelas. Kalaupun harus ditanyakan kepada setiap individu yang menyandang sebutan warga pergerakan tentu tidak sedikit yang akan menghindar dari kenyataan ini dan tak jarang justeru malah saling menyalahkan.

PMII sebagai organisasi pengkaderan, memiliki atur cara pengkaderan yang sudah sangat baik mulai dari MAPABA, PKD, PKL serta pelatihaan-pelatihan lainnya yang pada intinya memberikan pencerdasan terhadap kader. Hal yang sangat miris pada hari ini khususnya Bengkulu, yang secara stuktural sudah memiliki struktur yang sempurna mulai dari PKC dan PC, Komisariat hingga Rayon (di setiap Kabupaten. Red), yang seharusnya garis koordinasi ini bisa berjalan dengan baik, tapi sadar atau tidak justeru sebaliknya tidak ada sebuah intruksi yang jelas dari masing-masing tingkatan. Dimana semua masih menggunakan system borongan dan disinilah sering terjadi ketumpangtindihan job discripton. Seharusnya ditiap-tiap level struktural baik PKC, PC, Komisariat serta Rayon tahu dan sadar akan TUPOKSI-nya dan bisa menjalankan sebagai komitmen perjuangan PMII.

Kondisi kader pada saat ini mungkin juga merupakan salah satu imbas dari main comot, dimana krisis kader selalu menjadi masalah klasik disetiap pergantian kepengurusan. Melihat kondisi ini, PMII sebagai organisasi pengkaderan tentunya menjadi analisa kedepan bagaimana PMII mampu memenuhi kebutuhan SDM organisasi yang sesuai dengan amanah dan kebutuhan organisasi. Hal yang memang harus segara dibenahi adalah system pendampingan (kadang terlupakan) terhadap kader sebagaimana tujuan dari pengkaderan di PMII. Jadi tidak serta merta seusai digelar acara pengkaderan lantas kader diterlantarkan, artinya harus ada follow up yang jelas dan berkelanjutan. Setidaknya kader bisa diarahkan menurut potensi yang dimiliki. Sehingga kader tidak merasa dibohongi dan hengkang dari PMII.

Sudah saatnya selaku kader pergerakan kita mulai menata kembali Renstra gerakan sebagaimana tuntutan jaman yang semakin tidak mengenal lawan-kawan dan serba bebas. Agar PMII di Bengkulu tidak terlindas roda perputan dunia. Banyak yang meski kita lakukan baik baik di internal maupun eksternal organisasi masih sangat membutuhkan injeksi baik dari senior atau siapapun yang masih punya kepedulian terhadap PMII. Kita selaku warga PMII jika hari kemarin kita berfikir organisasi asal jalan dan terkesan organisasi hanya sebagai tempat evoria kader, Tidak untuk mulai sekarang... dan yang jelas kita meski berbuat yang terbaik untuk membangaun PMII dan Bangsa ini.

”untukMu satu keyakinanKu”