Protes terhadap penangkapan 3 petugas DKP oleh kepolisian Malaysia digelar di Pekanbaru. Puluhan aktivis Cipayung mendatangi Kantor Konsulat Malaysia.
Riauterkini-PEKANBARU- Puluhan aktivis Cipayung Pekanbaru, sebuah organisasi bersama lima organisasi mahasiswa, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Makasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendatangi Kantor Konsulat Malaysia untuk Riau di Jalan Jendral SUdirman Pekabaru, Selasa (17/8/10).
Aksi yang digelar usai peringatan detik-detik Proklamasi Indonesia tersebut, dalam rangka memprotes sikap arogan pemerintah negeri jiran, Malaysia, terkait penangkapan dan penahanan tiga petugas Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepri saat mereka bertugas mengamankan perairan RI dari aksi pencurian nelayan Malaysia.
Kedatangan puluhan aktivis tersebut sama sekali tak ada yang menyabut. Tidak dari pihak Konsulat Malaysia, juga tidak ada dari aparat keamanan. Mereka bebas melakukan apapun. Beruntung, aksi ini tergolong tertib. Bahkan, beberapa kali terdengar himbauan dari sesama aktivis untuk tidak melakukan tindak anarkhis. Jika kemudian sempat ada rumah lampu di atas pagar konsulat yang jatuh dan rusak, itu terjadi tanpa disengaja.
"Kami tidak sengaja. Mohon maaf," ujar aktivis yang menjatuhkan sambil turun dari pagar. Ia dan beberapa aktivis lainnya memanjat pagar untuk memasang spanduk Dirgahayu HUT RI ke-65 di pagar konsulat. Semula spanduk tersebut dipasang menutupi papan nama konsulat, namun dengan pertimbangan sopan-santun, akhirnya digeser.
Dalam orasinya, para aktivis Cipayung Pekanabru menuntut agar Pemerintah Malaysia menghormati kedaulatan Indonesia. Terlebih di saat Indonesia tengah memperingati hari kemerdekaannya yang ke-65. "Ini hari kemerdekaan, sudah semestinya Malaysia menghomarti dengan membebaskan ketiga petugas DKP yang ditahan sekarang juga dan tanpa syarat!" tuntut salah seorang aktivis.
Selain berorasi dan memasang spanduk, para aktivis juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan, terutama lagu Indonesia Raya sebagai pembuka aksi.
Setelah puas menyuarakan aspirasi, meskipun tidak ada yang menerima, akhirnya para aktivis Cipayung Pekanbaru menyudahi aksi dengan tertib. Saat aksi berakhir, baru nampak beberapa polisi datang.
Menurut Indra, salah seorang petugas keamanan Konsulat Malaysia, pihaknya sama sekali tidak tahu akan ada demo. Saat ini Konsul Zamani Ismail sedang berada di rumah, istirahat, setelah mengikuti upacara peringatan HUT RI di halaman Kantor Gubernur Riau.***(mad)
http://www.riauterkini.com/hukum.php?arr=31244